Rabu, 04 Januari 2012

Chapter 2 Hutan itu Bernama Hutan Ksatria

CHAPTER 2
HUTAN ITU BERNAMA HUTAN KSATRIA

Lima ratus kilometer di luar istana Winburg, di sebuah daerah perbatasan selatan yang dikenal dengan sebutan Hutan Ksatria, tampak para ksatria Winburg berlatih dengan tekun.  Hutan Ksatria memang tempat digojloknya para ksatria Winburg.  Satu abad yang lalu, hutan ini merupakan tempat pelarian para prajurit perang yang terdesak musuh dari arah selatan.  Peperangan untuk memperluas kekuasaan memang selalu terjadi, termasuk di negeri Winburg ini.  Memang tidak terlalu luas seperti peperangan di negeri tetangga namun Winburg selalu menjadi incaran musuh karena sumber alamnya.  Emas dan batubara adalah andalan negeri ini selain dari hasil pertaniannya.
Bila dilihat dari atas, bentuk daratan negeri Winburg memang unik dan strategis, di selatannya dilindungi oleh Hutan Ksatria yang menjadi pintu masuk sumber batu bara sementara di utara dikelilingi oleh pegunungan yang menjadi sumber emasnya.  Daratan elips yang dikelilingi pegunungan menjadi benteng tersendiri untuk Winburg.  Selain itu, di barat dan timur terkenal sebagai tempat melintasnya Sungai Heart Red  yang menjadi pemasok utama sumber air di negeri Winburg.  Sungai dengan anak cabang mengalir menjelajahi seluruh pelosok Winburg ini mencatat banyak sejarah peperangan air karena bagian sungai yang lebar di sebelah barat menjadi pintu penghubung terhadap lautan luas.  Tidak jarang armada laut Winburg dikerahkan melalui pintu yang satu ini.  Anak Sungai Heart Red  juga melintasi jantung kota dan dihubungkan oleh Jembatan Heart Red. Sementara itu, Winburg terbagi atas lima negara bagian kecil yang membuat Winburg makin disegani, apalagi zaman keemasan Raja Joseph King X.
Namun, berita bahwa Putri Aurora adalah satu-satunya pewaris membuat ribuan ksatria di Hutan Ksatria berlatih keras.  Hanya mereka yang terbaiklah yang dikirim ke istana dan berhak menjadi Ksatria Pelindung sang Putri. Selama ini, sekali dalam setahun selalu ada pergantian prajurit istana, termasuk Ksatria Pelindung namun khusus untuk Ksatria Pelindung yang mendampingi Putri Aurora kemana pun dia pergi langsung dipilih oleh Raja dan Putri Aurora.  Syarat yang diajukan Raja pun tergantung pada keinginan Putri Aurora dan hingga usianya yang ke-13 telah ratusan Ksatria Pelindung yang menjaga Putri Aurora baik secara langsung maupun tidak langsung.  Hanya sedikit yang bertahan lama karena terkadang Putri Aurora enggan ditemani oleh banyak Ksatria Pelindung sehingga hanya beberapa orang saja yang menjaganya dan sisanya menjaga keamanan Raja Thomas dan istana Winburg.
“Ksatria Winburg…bagaimana kabar hari ini!!!” Alexander van Burgh, Panglima Tertinggi Hutan Ksatria menyapa seluruh ksatria Winburg.
“Luar biasaaa…..” tidak kurang dari seribu ksatria muda baru tiap tiga bulan berlatih di hutan ini.  Tidak ada wajib militer sebenarnya di negeri ini namun secara turun menurun rakyat Winburg merasa bangga apabila salah satu anggota keluaranya mendaftarkan diri menjadi ksatria Winburg di usia 17 tahun dan lolos seleksinya.
“Selamat datang wahai Ksatria WInburg di Hutan Ksatria.  Selamat berlatih dengan sebaik-baiknya di hutan ini.  Selama lebih kurang dua tahun ke depan kalian akan diajarkan banyak hal, tidak hanya yang berhubungan dengan kekuatan fisik melainkan juga kekuatan hati.  Banyak yang terus berada di level satu seperti kalian pada saat ini namun tidak sedikit pula yang berlatih keras sehingga berhasil berada di level tiga seperti Ksatria Winburg yang ada di depan kalian ini.  Merekalah para ksatria yang telah melewati tahun demi tahun berlatih di Hutan Ksatria dan mereka inilah yang telah SIAP untuk melindungi Winburg dari segala macam ancaman.  Kalian akan menjadi bagian dari mereka nantinya.  SIAPkah kalian?” Alexander menghipnotis ksatria baru dengan untaian kata penyemangatnya.
“SIAP…..” serempak para calon ksatria menjawab.
“Bagi yang nyalinya masih belum siap melindungi Winburg di garis terdepan, CEPAT ANGKAT kaki sekarang juga dan kembali ke rumah kalian masing-masing.  Winburg tidak butuh orang lemah dan bernyali ciut”
Tidak ada seorang pun yang mengangkat tangan.  Memang, menuju Hutan Ksatria bukan perkara mudah.  Setiap negara bagian telah menyediakan tempat pendaftaran khusus bagi pemuda yang telah berusia 17 tahun namun para calon ksatria dari masing-masing negara bagian tersebut hanya dilengkapi dengan sebuah peta dan pedang.  Hanya mereka yang berhasil melewati perangkap dan jebakan sepanjang menuju Hutan Ksatrialah yang berhak mendapatkan pengajaran dari orang-orang terhebat pelindung Winburg.  Tidak semua calon ksatria dapat mencapai Hutan Ksatria dengan baik karena jalan yang berliku-liku dan mengecoh yang tertera di peta.  Bagi yang tidak berhasil mencapai Hutan Ksatria namun berhasil mencapai tempat teraman dari serangan binatang buas di sekitar Hutan Ksatria maka boleh mendaftar lagi tahun depan. Bahkan banyak yang sekarang berada di Hutan Ksatria bukan karena tahun pertama mencoba melainkan entah sudah yang keberapa kalinya mereka mencoba.  Keberadaan Hutan Ksatria memang khusus dan tidak semua orang dapat mencapainya.  Mereka yang berhasil masuk ke Hutan Ksatria ini merupakan orang-orang tangguh negeri Winburg, termasuk seribu calon ksatria baru yang siap dididik kali ini.
“Kalian semua SIAP?” teriak Alexander mengema, mengobarkan semangat berlatih.
“SIAP….” Dan seribu calon ksatria baru itupun diterima menjadi prajurit level satu di Hutan Ksatria.  Ada tiga level yang harus dilewati untuk dapat menjadi Ksatria Istana Winburg.  Level pertama disebut level dasar di mana setiap ksatria akan diberikan latihan dasar kekuatan fisik mulai dari bela diri, bermain pedang, tombak, panah, serta berbagai latihan untuk meningkatkan stamina tubuh.  Mereka berlatih siang malam dan bagi yang lolos ujian dapat naik ke level lanjutan yaitu level menengah.  Level ini mengajarkan taktik perang yang lebih dahsyat.  Setiap satu ksatria akan dibekali beban untuk mengajarkan ilmunya kepada 10 ksatria di level dasar.  Selanjutnya inti utama level menengah ini akan terlihat di malam hari.  Mereka berlatih menaklukkan malam tanpa senjata.  Bagi yang lolos level ini dapat masuk ke level terakhir yang disebut level pelindung.  Segala yang diajarkan di level terakhir ini erat kaitannya dengan bagaimana menjadi ksatria pelindung istana Winburg.  Latihan yang diberikan tidak hanya kekuatan fisik melainkan para ksatria akan ditempa kekuatan otaknya dengan pengetahuan mendetail seputar Winburg.  Ksatria yang sudah melewati seluruh tahapan dengan baik nantinya akan kembali mengabdi kepada Winbug dengan banyak cara.  Ada yang kembali ke negara bagiannya dan menjaga keamanan di negara bagian tersebut. Ada pula yang tetap mengabdi menularkan ilmu di Hutan Ksatria.  Namun tidak sedikit yang menjadi Ksatria Pelindung di garis perlindungan utama di istana Winburg,  melindungi Raja Thomas dan Putri Aurora.
Sistem perputaran ksatria yang bagus dan merata membuat semua ksatria dapat berbuat semaksimal mungkin dalam menjaga keamanan negeri Winburg.  Para Panglima Utama hingga komandan perang nomor satu pun langsung diterjunkan untuk melatih para calon ksatria Winburg tersebut baik ada ataupun tidak ada peperangan.  Selain itu, komandan terbaik akan bertugas di istana untuk kurun waktu 3 tahun dan akhirnya dikembalikan lagi mendidik langsung para prajurit di Hutan Ksatria.
Ksatria Winburg terkenal dengan keberanian dan ketangkasanya serta pengabdiannya oleh karena itu Raja selalu memperlakukan para ksatria dengan baik.  Bagi Raja Thomas, ksatria Winburg adalah hal terbaik setelah aset negeri berupa tambang emas dan batu bara di Winburg.  Persediaan logistik untuk ribuan prajurit di Hutan Ksatria selalu terpenuhi dengan baik dan bukan istana yang memberikannya melainkan rakyat langsung.  Rakyat sangat gembira hidup dalam situasi damai tanpa peperangan selama kurun waktu 50 tahun ini.  Rakyat dapat bercocok tanam serta melakukan penambangan dengan tenang tanpa rasa khawatir sehingga hasil bumi selalu melimpah ruah. Seusai panen, rakyat akan mengumpulkan stok makanan yang nantinya dikirimkan ke Hutan Ksatria pada posko-posko yang telah dibangun di masing-masing negara bagian.  Bila dirasa cukup, akan ada ksatria yang menyamar menjadi orang awam mengambilnya dan mengantarkannya ke Hutan Ksatria.  Raja dan seluruh pegawai istana sendiri telah mendapatkan haknya secara tercukupi sehingga penggelapan hasil negara nyaris tidak pernah terjadi di Winburg.
***
Alexander van Burgh, lelaki berusia hampir setengah abad itu masih terlihat kokoh.  Hidup dan pengabdiannya yang hampir separoh usianya tak meninggalkan gurat kelelahan justru yang ada gurat kebanggaan tersirat di wajahnya.  Telah tiga puluh tahun Alexander menemani Raja Thomas memerintah mulai dari berada di garis terdepan mengawal para prajurit hingga berada langsung di samping Raja.  Tugas beratnya untuk menciptakan ksatria tangguh pelindung Putri Aurora pun masih menjadi misi rahasianya kembali ke Hutan Ksatria ini.
Dan setelah lima tahun kembali ke Hutan Ksatria, ksatria unggulan sebagai pelindung Putri Aurora mulai terlihat menonjol.  Memilih yang terbaik di antara yang baik memang bukan perkara mudah, itu juga yang dirasakan Alexander saat ini.  Tubuh kokohnya menatap seribu ksatria baru dan seribu ksatria lama dengan tajam.  Baginya, salah memilih berarti mati.
“Alexander sahabatku...kembalilah ke Hutan Ksatria dan carilah ksatria pelindung untuk putriku.  Jantungku selalu berdegup kencang bila membayangkan putriku memasuki usia ke-17 tahunnya.  Putriku masih begitu belia sekarang namun dia harus mampu menampu negeri ini sendirian nantinya” paduka Raja berbincang di suatu sore di Taman Batu Bundar.  Taman ini bukan saja menjadi tempat persembunyian Putri Aurora melainkan juga menjadi tempat yang disukai Sang Raja.
“Jangan khawatir paduka, hamba akan berjuang sebaik mungkin demi Putri Aurora dan Winburg ini.  Selagi masih ada Hutan Ksatria, Winburg tidak akan pernah goyah paduka.  Kitalah pemilik sah negeri ini dan sampai kapan pun kitalah pemiliknya.”
“Kau ini memang yang terbaik Alexander...tapi tetap saja aku tidak dapat menghilangkan kekhawatiranku ini.  Kau bisa lihat kemarin putriku mogok makan hanya untuk melihat dunia di luar istana sana dan akhirnya aku hanya membiarkan dia sampai gerbang utama saja.  Dia masih terlalu kecil Alexander, masih sepuluh tahun, masih belum mengerti betapa berharganya dia untuk negeri Winburg ini.  Betapa aku ingin selalu melindungnya”
“Hamba mengerti paduka”
“Terima kasih Alexander.  Aku tidak ingin melihat Putriku bertindak bodoh lagi apalagi bila membahayakan nyawanya termasuk upaya mogok makannya itu.  Aku berharap Jonathan dapat menjaganya dan juga membujuknya untuk sabar menunggu usia 17 tahunnya”
“Baiklah paduka.  Hamba akan senantiasa meminta Jonathan untuk lebih mengawasi Putri Aurora sekaligus membimbingnya”
“Yah…mungkin aku yang terlalu khawatir seperti ini Alexander padahal Putriku sudah ku bekali banyak hal untuk persiapan dia memimpin istana ini suatu hari nanti” Raja terlihat menyesal telah menarik ksatria pelindung Putri Aurora kembali setelah sampai di gerbang depan.
“Dia begitu lucu bukan Paduka.  Andai saja anakku Areel masih hidup pasti hamba tidak perlu ikut khawatir seperti sekarang ini” Alexander terlihat berkaca-kaca mengingat putra keduanya yang telah hilang dan dinyatakan meninggal.  Masih teringat jelas peristiwa lima tahun silam saat hujan badai memporak-porandakan jembatan Heart Red , jembatan utama Winburg. 
Saat itu ksatria kecilnya yang baru berumur delapan tahun sedang berada dalam perjalanan pulang menuju istana Winburg setelah lawatan agung pernikahan Putri Wina Frederich Lou dengan Pangeran James Whine Hannah di negeri tetangga.
Perjalanan pulang memang sudah ditunda karena kondisi yang kurang baik.  Hujan lebat mengguyur Winburg saat itu namun di hari kedua perjalanan kembali dilanjutkan karena hujan mulai reda.  Iring-iringan kereta kuda sepanjang dua puluh meter yang membawa seluruh tamu penting dari istana termasuk keluarga Alexander van Burgh itu memadati jalanan di jantung kota Winburg.  Hujan memang sudah mereda namun badai yang datang tiba-tiba tersebut di luar dugaan.  Badai tepat datang sekilas dan merusak jembatan Heart Red  sesaat setelah sebagian besar rombongan kereta kuda melintasi jembatan tersebut.  Kereta keluarga Alexander adalah kereta terakhir yang ikut terperosok jatuh ke dalam Sungai Heart Red  bersama lima kerata kuda lainnya akibat badai tersebut.  Untunglah saat itu Alexander berada bersama dalam kereta Raja untuk menjaga keamanan Raja. Hanya istri dan putra keduanya yang berada dalam kereta naas itu.
Serempak percarian dilakukan dengan melibatkan rakyat Winburg di sekitar jembatan utama tersebut.  Istri Alexander berhasil ditemukan dalam keadaan meninggal namun putra keduanya, Areel van Burgh tidak berhasil ditemukan.  Hingga hampir satu bulan lebih seluruh ksatria Winburg dikerahkan untuk menyusuri Sungai Heart Red  demi mencari ksatria kecil, Areel namun sia-sia.  Areel tidak pernah berhasil ditemukan dan dinyatakan meninggal karena anak seusia Areel tidak mungkin selamat dari arus Sungai Heart Red  apalagi kondisi hujan deras masih mendera.
Masih teringat jelas di hari naas itu Putri Aurora yang masih berusia lima tahun menangis sepanjang hari.  Jiwanya ikut merasakan kehilangan Areel apalagi selama ini Areel menjadi satu-satunya teman bermain Putri Aurora di istana.  Putri Aurora mendadak demam tinggi selama satu minggu setelah peristiwa hilangnya Areel tersebut. Seluruh negeri berduka kembali setelah lima tahun yang lalu Sang Ratu pergi meninggalkan Winburg dan saat ini Ksatria Alexander van Burg kehilangan keluarganya serta ditambah lagi sakit Putri Aurora yang mendadak dan tak kunjung sembuh.
“Maaf paduka, kami sudah mencoba semua ramuan namun demam Putri Aurora belum kunjung menurun.  Beliau selalu mengigau dan menyebutkan nama ksatria cilik Areel Paduka.  Menurut kami, sakit Putri Aurora berhubungan dengan hilangnya tuan Areel Paduka” Tabib Rudolf mewakili para Tabib lainnya berusaha menjelaskan.
Tampak paduka Raja dan Alexander semakin khawatir karena Areel belum juga ditemukan walau seluruh ksatria Winburg sudah dikerahkan.  Seiring dengan berjalannya pencarian Areel, demam Putri Aurora berangsur-angsur menurun seminggu setelah peristiwa hilangnya Areel.  Istana Winburg sedikit dapat bernafas lega atas kesembuhan Putri Aurora tersebut.
“Maafkan aku mengingatkanmu tentang Areel.  Aku  pun begitu merindukannya Alexander.  Sungguh hanya dia yang dapat mendiamkan tangis putriku bukan” suara sang Raja menyadarkan lamunan panjang Alexander.
“Benar paduka.  Hamba selalu merasa Areel senantiasa ada di samping hamba. Untunglah masih ada Jonathan yang menemani hari-hari hamba. “
“Kau benar Alexander. Jonathan putramu itu tidak kalah tangkasnya dibanding denganmu sewaktu muda dulu.  Dia sudah mulai tumbuh dewasa bukan. Sudah kau siapkan pendamping untuknya?”
“Hamba belum memikirkan ke arah yang lebih jauh paduka. Bagi kami, Ksatria Winburg, keselamatan Winburg, Paduka Raja, dan Putri Aurora adalah yang utama”
“Terima kasih Alexander.  Kamu adalah sahabatku, selalu ada dan menghiburku di kala duka.  Katakanlah bila ada yang dapat kulakukan untumu Alexander”
“Terima kasih paduka.  Keselamatan dan kesehatan semoga selalu tercurah untuk padukaku agar Winburg senantiasa damai”
Mentari magenta sore pun turun perlahan meninggalkan perbincangan dua orang penting Winburg.  Taman Batu Bundar menjadi sakti perbincangan itu.

***

1 komentar:

  1. Kak ceritanya gk di lanjutin lagi...??chap ke 5 mana kak lannjutinn lagi dong kak

    BalasHapus